Makan Salad
Rabu, 17 Mei 2017
Tips Membuat Tagline yang Menggigit Legit
Seperti halnya dengan logo, tagline merupakan bagian dari brand. Atau lebih tepatnya merupakan salah satu brand identity setelah logo. Tagline bukan brand pun brand bukan tagline, namun brand salah satunya membutuhkan tagline sebagai bagian dari identitas dari brand itu sendiri.
Pernahkan anda melihat sebuah print add yang hanya menampilakan sebuah penggalan atau tulisan beberapa kata saja? Namun mesti beberapa kata, iklan tersebut telah menggambarkan maksud iklan tersebut? Jika iya, bisa jadi gabungan beberapa kata tersebut adalah tagline.
Pernahkan anda melihat sebuah print add yang hanya menampilakan sebuah penggalan atau tulisan beberapa kata saja? Namun mesti beberapa kata, iklan tersebut telah menggambarkan maksud iklan tersebut? Jika iya, bisa jadi gabungan beberapa kata tersebut adalah tagline.
Tips Memilih Warna yang Pas untuk Identitas Produk
Beberapa waktu yang lalu ada diskusi menaik di salah satu group WA mengenai bagaimana memilih warna untuk identitas suatu produk. Ada yang mengatakan bahwa untuk produk makanan baiknya menggunakan warna merah. Kenapa harus merah? ya karena warna merah dapat meningkatkan gairah untuk makan. Jadi kalau untuk produk makanan maka pasnya ya merah, harapannya dengan warna tersebut konsumen dapat mengkonsumsi lebih banyak lagi.
Yups, betul sekali dengan apa yang salah satu anggota group ungkapkan. Warna merah memang dapat meningkatkan gairah makan pada seseorang, tak heran banyak rumah makan yang memakainya. Apa lagi rumah makan tesebut mengangkat tema pedas atau cabe, komponen warna merah seakan menjadi wajib ada. Petanyaan selanjutnya adalah bisakah semua makanan memakai inisiasi warna merah? Untuk kasus rumah makan baik cepat saji maupun tidak saya sangat mengamininya, namun belum untuk produk makanan olahan.
Membangun Brand Membangun Konteks
Apa yang anda lihat hanya sebuah ilustrasi saja, jika anda menganggapnya sebagai sebuah kesegaran ditengah teriknya siang maka dapat saya pastikan Anda mulai tidak konsen. Anda mulai dehidrasi maka segeralah ambil air minummu dan penuhilah cairan tubuhmu dengan meminumnya, jangan hanya terpaku sambil bertanya 'ada *qu*?' itu iklan namanya.
Membicarakan brand suatu produk tentu saja kita akan ditarik mau tidak mau maupun dengan terpaksa dipertemukan dengan dua hal pokok penyokong sebuah brand. Apa saja itu? Tentu saja produk itu sendiri dan ekspektasi yang ingin dijanjikan. Bahasa sederhananya kita akan ketemu yang namanya Konten dan Konteks.
Membicarakan brand suatu produk tentu saja kita akan ditarik mau tidak mau maupun dengan terpaksa dipertemukan dengan dua hal pokok penyokong sebuah brand. Apa saja itu? Tentu saja produk itu sendiri dan ekspektasi yang ingin dijanjikan. Bahasa sederhananya kita akan ketemu yang namanya Konten dan Konteks.
5 Prinsip Dasar Yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Logo
Salah satu komponen yang penting bahkan bisa jadi harus ada saat membangun brand dari sebuah produk maupun bisnis adalah logo. Ya logo, secara tidak langsung dapat menjadi symbol visualisasi dari sebuah brand. Namun harus diingat, secara prinsip logo bukanlah brand. Pun brand bukan logo. Logo merupakan salah satu kompenen yang dibutuhkan saat membangun brand. Kalau diibaratkan rumah, logo mungkin dapat diibaratkan sebagai pintunya. Dimana menjadi jalan masuk kedalam rumah.
contoh logo rumah branding
Logo sendiri dapat diatikan sebagai sebuah tanda pengenal. Menurut Paul Rand, salah satu desainer terkemuka di dunia, “Logo adalah bendera, tanda tangan, nama baik dan marka jalan. Sebuah logo tidak dapat menjual secara langsung, namun mengidentifikasi. Sebuah logo jarang sekali mendeskripsikan sebuah bisnis, namun sebuah logo mengambil makna dari kualitas yang diwakilinya, dan bukan sebaliknya. Sebuah logo mungkin tidaklah sepenting barang/jasa/perusahaan yang diwakilinya, namun apa yang diwakilinya lebih penting dari pada apa yang tampak dari permukaan. Subjek logo dapat berupa apa saja”.
contoh logo rumah branding
Logo sendiri dapat diatikan sebagai sebuah tanda pengenal. Menurut Paul Rand, salah satu desainer terkemuka di dunia, “Logo adalah bendera, tanda tangan, nama baik dan marka jalan. Sebuah logo tidak dapat menjual secara langsung, namun mengidentifikasi. Sebuah logo jarang sekali mendeskripsikan sebuah bisnis, namun sebuah logo mengambil makna dari kualitas yang diwakilinya, dan bukan sebaliknya. Sebuah logo mungkin tidaklah sepenting barang/jasa/perusahaan yang diwakilinya, namun apa yang diwakilinya lebih penting dari pada apa yang tampak dari permukaan. Subjek logo dapat berupa apa saja”.
Langganan:
Postingan (Atom)